ISLAM AL-Quran Buku Manual Kehidupan Manusia, Manual Guide
Secara naluriah, manusia yang sadar akan eksistensi dirinya selalu bertanya siapa aku? Dari mana aku berasal? Ke mana aku akan pergi setelah kematian? Untuk apa aku hidup? Bagaimana dan dengan cara apa aku menjalani hidup ini? Hidup bersama Al-Qur’an akan menajamkan intuisi, membuka jendela hati, dan memberikan kesegaran rohani. Mengapa? Karena pada saat kita akrab dengan Al-Qur’an itu berarti kita sedang hidup bersanding dengan cahaya rabbani yang terhimpun dalam kitab-Nya dan sanggup menerangi setiap persoalan yang dihadapi jika kita mentadaburinya dengan baik.
Allah ta’ala telah menurunkan syariat Islam untuk mengatur kehidupan manusia hingga kiamat tiba. Kaum Muslimin, sepanjang sejarah mereka, mengerti bahwa sistem hidup mereka itu termaktub di dalam syariah.
Dalam hal ada atau tidak ada nash Al-Qur’an yang terkait dengan persoalan yang dihadapi kaum Muslimin, tetap saja syariat Allah yang mengatur kehidupan manusia.
Allah ta’ala berfirman:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya,” (QS An-Nisa’; 65).
“…karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir,” (QS Al-Maidah; 44).
Al-Qur’an lah yang secara informatif dan artikulatif mengenalkan kepada kita hakikat manusia, perannya di muka bumi, tujuan penciptaannya, awal mula perjalanan dan akhir destinasi manusia. Singkatnya, ia adalah manual guide (buku petunjuk praktis) perjalanan hidup manusia dari awal hingga akhir.
Al-Qur’an adalah sunnah ‘istikhlaf’ (berkuasa) dan ‘tamkin’ (pengokohan kedudukan) bagi orang-orang mukmin yang istikamah, dengan ciri khas keamanan dan ketentraman jiwa serta meratanya keberkahan di seluruh penjuru bumi
Allah ta’ala telah menjanjikan kaum Muslimin kemenangan yang gemilang justru pada saat mereka masih minoritas, lemah, dan belum merengkuh kekuasaan dunia. Ayat-ayat yang turun pada periode Makkiyah dan Madaniyah merekam janji-janji Allah yang telah terealisasi itu, diantaranya QS An-Nur; 53, Ar-Rum; 46, An-Nisa’; 140, Al-Munafiqun; 8, dan Ali Imran; 39.
Al-Qur’an memberikan inspirasi kepada kaum mukmin agar istiqamah dalam agama sambil bertawakal kepada-Nya, dan tidak silau ataupun berkecil hati melihat fenomena kekuasan kaum kafir yang menggurita saat ini namun hakikatnya rapuh. Allah mengumpamakan mereka laksana:
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir,” (QS Yunus; 24).
Al-Qur’an juga wajib menjadi pedoman kehidupan sosial kita selaku umat baik di bidang pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, hukum keluarga, hubungan lawan jenis, bahkan pemikiran-pemikiran kita pun harus selaras dengan konsep-konsep dan arahan islami, karena dalam hal mentaati perintah Allah dan berbagai aturan Islam dalam lingkup kemasyarakatan, sejatinya Islam tak membeda-bedakan antara kehidupan individu dan kehidupan kolektif. Dengan demikian kita benar-benar menjadi umat Qur’ani; yang berwawasan dan bertindak sesuai inspirasi dan aspirasi Al-Qur’an.
“… maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (QS Al-Baqarah; 38).
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya,” (QS Al-Baqarah; 39).
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka. setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (QS. An-Nisa’; 56).
“Sesungguhnya kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan, dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus,” (QS An-Nur; 46).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment